Thursday, February 12, 2009

pertemuan tak terduga

Kemarin siang, hari rabu, tak diduga saya bertemu dosen saya di Hero (sekarang Giant) mampang. Karena merasa mengenali, akhirnya saya memberanikan diri untuk menyapanya. Ternyata saya memang tidak salah orang, beliau memang dosen saya ketika kuliah di Bogor dulu.

Setelah saya menyapa, dosen itu bingung karena tidak mengenali saya. Saya merasa maklum mengapa dosen itu tidak mengenali saya, sebab selama kuliah 4 tahun di Bogor beliau hanya sekali masuk ke kelas kami (KPM’38).

Dulu beliau pernah masuk di kelas MPK (Metode Penelitian Kualitatif) tapi hanya pada hari pertama saja, selebihnya beliau tidak mau masuk lagi. Beliau sepertinya marah (atau ngambek?) karena hampir semua mahasiswanya sukses tidur di kelas karena terbujuk rayuan udara siang.

Waktu itu kita mendapat Mata Kuliah MPK tepat pada pukul 1 siang, kami semua merasa begitu mengantuk dan tidak bersemangat pada hari itu. Entah karena suasananya yang mendukung untuk tidur atau memang karena Mata Kuliahnya yang membosankan? Saya rasa karena suasananya dan pembawaan dosen itu yang bikin ngantuk, sebab setelah dosennya diganti dengan dosen “rusia” itu, suasana kelas jadi berubah. Kami dengan mudah berinteraksi dan berdiskusi dengan dosen yang namanya mirip dengan orang rusia itu. Mata kuliah tersebut menjadi sangat menyenangkan, bahkan hampir sebagian mahasiswa mendapat nilai A.

Sebetulnya saya tidak menyalahkan cara mengajar dosen pertama, karena tiap orang punya cara tersendiri untuk mengajar. Saya sendiri bukan pengajar yang baik (itu diakui oleh praktikan2 saya ketika saya mengajar dulu), meskipun mudah dipahami, akan tetapi menurut praktikan saya cara mengajar saya terlalu cepat, karena saya terbiasa berbicara cepat. Begitu pula dengan dosen yang saya temui di hero kemarin. Mungkin bagi kami yang masih S1 cara mengajar beliau terlalu sulit dimengerti, sebab belia adalah dosen S3 dan terbiasa mengajar S3. Akan tetapi menurut mahasiswa S3 beliau adalah dosen yang sangat kompeten.

Yah itulah relativitas. Tergantung dari sudut pandang mana kita melihat.

Wednesday, February 11, 2009

Finally...

Huaa..hari ini saya senang sekali. Akhirnya saya LULUS perform!! setelah tiga kali gagal, hari ini akhirnya berhasil Lulus. Senang sekali ketika melihat semua orang terhibur dan bertepuk tangan untuk saya.

Tapi, apakah saya kreatif?? tidak!! ide perform hari ini saya dapatkan dari para senior2 saya. thanks to Pak Dadang, Mbak Chichi, dan senior2 di research. Makasih banyak atas ide2 dan dukungannya... Senang sekali, akhirnya kini saya dapat bernafas lega. saya dapat menikmati week end dan hari-hari dengan tenang tanpa di bebani perasaan cemas hohoho..

Tuesday, February 10, 2009

Perform lagi..

Hari ini hari selasa, berarti besok rabu. Itu artinya saya harus menyiapkan perform lagi. Sudah menjadi tradisi di kantor saya bahwa anak baru harus menampilkan sebuah perform yang kelulusannya ditentukan oleh 3 orang dewan juri. Perform dilakukan setelah rapat produksi selesai, dan ditampilkan didepan dirut, kadiv, supervisor dan senior-senior. Performnya bisa menari, bernyanyi, bermain musik, membuat video, drama atau apa saja yang sekiranya dapat menghibur dan mengeluarkan ide kreatif. Bagi yang tidak menghibur dan tidak kreatif alias biasa2 saja maka bisa dipastikan akan mengulang minggu depannya bahkan bisa sampai beberapa bulan ke depan. Saya sendiri sudah 3 kali perform, tapi belum juga berhasil lulus.
“Kreatif” itulah kata kuncinya.
Memang benar, kita hidup memang harus kreatif., kita hidup selalu berhadapan dengan masalah, dan kita butuh ide2 kreatif untuk menghadapi masalah tersebut. Sadar atau tidak, sebetulnya kita semua dilahirkan dengan potensi kreativitas. Sebab salah satu ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang lain adalah kreativitas kita atau kemampuan kita untuk mencipta.
Seharusnya saya sadar akan hal itu, tapi knapa ya otak ini rasanya mumet untuk mencari ide2 baru buat perform besok??. Mengapa saya tidak bisa begitu kreatif?? Padahal alam pun sudah mengajarkan tentang kreativitas. Bagaimana dari 7 tangga nada dapat menghasilkan sebuah harmonisasi lagu dan musik yang indah, bagaimana kata-kata indah dari sebuah sastra sebetulnya terlahir hanya dari 26 alpabet, atau begitu banyak rumus2 matematika ,kimia, fisika padahal semuanya hanya terdiri dari angka nol sampai sepuluh. Ya, alam mengajarkan kita bahwa kita dapat menciptakan banyak hal dari sumberdaya yang terbatas.
Mungkinkah ide kreatif saya tidak keluar karena berada di bawah tekanan?? Saya terus merasa cemas, jika hari rabu akan datang, sebab itu artinya saya harus perform lagi… aduhduh..jadi makin mules kalo inget perform.huhuhuu..

Sunday, February 08, 2009

Polusi Pikiran

Pada beberapa hari lalu saya sempat bertengkar dengan si "Ndut" yang lucunya pertengkaran itu disebabkan oleh masalah sepele, dan lagi-lagi saya yang memulainya. Hasilnya, kami tidak saling bertegur sapa selama seminggu baik melalui sms maupun telp seperti yang biasa kami lakukan setiap hari.

Jujur sebetulnya saya tidak benar-benar marah pada nya. Saya hanya kesal pada awalnya, namun keesokan harinya saya kembali seperti biasa, tapi entah mengapa saya enggan untuk memulai minta maaf, meski menyadari saya yang salah :) hehe. Si Ndut pernah bilang kalo saya "egois", yaah.. mungkin memang benar saya memang egois, karena saya tidak mau minta maaf lebih dulu hanya karena gengsi. Terkadang saya juga menyebalkan, sering membuat si Ndut kesal, cuek, mau menang sendiri bahkan jarang memberikan hadiah ataupun kejutan-kejutan yang menyenangkan untuk si Ndut.

selain egois saya juga cenderung "defensif" terutama ketika sedang berdebat dan dikritik oleh si Ndut (lagi2 si Ndut, hehehe.. sebab dia adalah sahabat terdekat saya saat ini), sering berfikir "gue gak mungkin salah!" dan saya selalu berjuang mati-matian untuk mencari pembenaran, dan parahnya hal itu justru membuat saya terjebak pada kesalahan yang sama.

yah, itulah saya... seorang manusia biasa yang terkadang tak tahan ketika menerima kritikan, meski saya menyadari bahwa kritikan itu berguna untuk diri saya di masa yang akan datang. Kalo dipikir2 pikiran saya ini sudah banyak tercemar, alias tidak bebas polusi terutama 'egois' dan 'defensif', Tapi saya adalah orang yang mau belajar. saya akan terus berusaha menjadi orang yang tidak egois dan terus berusaha memperbaiki diri. -semoga si Ndut masih tetap setia mengajari saya untuk terus menjadi orang yang lebih baik-